Senin, 01 Juli 2013

Serat Wirid

WEWEJANGE PARA WALI


Sajroning dhadha iku ati, saantaraning ati iku jantung, sajroning jantung iku budi, sajroning budi jinem, sajroning jinem iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku ingsun, ora ana Pangeran, ananging ingsun.


Sastra Jawa Klasik dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan yang beraneka ragam. Di dalamnya mengandung ide-ide atau gagasan-gagasan berbagai macam pengetahuan tentang alam semesta, menurut persepsi budaya masyarakat bersangkutan, ajaran moral, fisafat, keagamaan, dan unsur-unsur lain yang mengandung nilai-nilai luhur (Tashadi,1991:3-4).
Sejalan dengan berkembangnya jaman, karya-karya sastra Jawa hampir tak tersentuh oleh para pewarisnya. Hal ini dimungkinkan karena aksara pengantar yang digunakan dalam penulisan naskahnya. Banyak karya sastra Jawa lama tertulis dalam  naskah dengan aksara-aksara yang sulit dimengerti. Naskah-naskah tersebut semuanya berupa tulisan tangan dengan bahasa daerah pada saat itu. Kadangkala ada yang ditulis dalam huruf Arab atau huruf latin. Sedangkan aksara-aksara maupun bahasa-bahasa tersebut tidak lagi dipelajari dalam dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, generasi muda jaman sekarang, sejalan dengan adanya globalisasi, kesulitan dalam melestarikannya.
Wirid menurut KBBI berarti dzikir, bacaan sesudah shalat. Menurut ahli sastra, wirid berarti bacaan (ajaran) pesantren yang berkaitan dengan tassawuf.
Tidak jauh beda dengan suluk, serat Wirid merupakan karya sastra yang bernuansa Islam-Kejawen. Yang di dalamnya sarat akan budaya sinkretik (pertemuan Islan dan Jawa). Selain itu, juga berkaitan erat dengan perihal hubungan manusia dengan Sang Khaliq, keseluruhan alam semesta. Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, ajaran yag menjelaskan keberadaan serta kedudukannya sebagai ilmu ma’rifat, merupakan nasehat-nasehat baik dari para wali di tanah Jawa.
Dalam mencapai pemahaman ajaran dari Serat Wirid Hidayat Jati ternyata sangat rumit, sehingga sulit untuk memahami inti dari ajaran-ajarannya. Maka, biasanya dalam memahami ajaran ini tidak lain berada di dalam cipta rasa pribadi.
Terdapat5bab pembahasan, yang juga menyangkut perkara kehidupan dan kematian maupun kiamat (diri pribadi manusia).
Pada bab 1, perkara-perkara yang disampaikan meliputi kewajiban-kewajiban dari seorang guru kepada muridnya dan juga sebaliknya. Serta syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi guru maupun murid.
Bab 2 dari Serat Wirid menjadi keterangan wirid, menjadi petunjuk bagi ilmu ma’rifat yang berasal dari dalil, hadis, ijima’ dan khiyas. Kesemuanya menjadi pembuka tercapainya kesejahteraan hidup dari awal hingga akhir.
Pada bab 3, berisikan keterangan yang menerapkan kelengkapanilmukasampurnan. Serta memberitahukan tanda-tanda datangnya hari kiamat. Wirid yang disebutkan dalam bab 4 adalah wirid yang menjadi pembukanya ilmu ma’rifat kesejatiannya hidup.
Sedangkan wirid yang disebutkan pada bab5 adalah pembukaan wirid kehidupan yang sejati, kesempurnaan asal-muasal dan tujuan. Inti dari titik kejadian hingga sampai kepada kematian yang sempurna.
Dari perkara-perkara yang disampaikan dalam bab 1 sampai bab 5 dapat ditemukan beberapa wejangan, yakni:
1.   Pelajaran akan sifat-sifat Allah SWT.
2.   Pengertian adanya Allah SWT, dimana diajarkan bahwa elemen hidup kita berada pada 7 keadaan(seperti pada firman-Nya), yakni; gaib, cahaya, baying-bayang, ruh, angan-angan, budi dan akal.
Secara garis besar, dapat dipetik bahwa ajaran Tasawuf dalam Serat Wirid Hidayat Jati dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, ajaran serat yang hubungannya dengan manusia, dalam ajaran ini mencakup proses pencipataan manusia. Kedua, ajaran serat yang ada hubungannya dengan Tuhan, ajaran ini dapat dilalui dengan jalan penghayatan gaib melalui tujuh martabat (tajjali Tuhan). Ketiga, ajaran Manunggaling Kawula Gusti, yang dapat dicapai melalui tata cara Manekung Amuntu Samadi.
Perjalanan hidup merupakan ketentuan Tuhan. Sesudah tingkatan hidup itu tercipta, Tuhan berkenan mencipta mahligai zat yang diatur dalam Baitullah menjadi tiga keadaan. Keadaan itu disebut ajaran wirid, yang berisi ajaran tiga dunia. Baitulmakmur, yang menyenangkan; Baitulharam, yang bersih dari larangan-Nya; dan Baitulmukhadas, tempat bersuci.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar